Mengenai Saya

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Timur didirikan pada tanggal 21 Pebruari 1961 dengan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 167/SK/XI/66. Tujuan Kami, Mengembangkan Perdagangan Internasional (Ekspor) , Menggiatkan Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) dan Industri, Optimalisasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia , Meningkatkan Pendapatan Devisa Ekspor Non Migas. Visi dan Misi Kami, Meningkatkan Sumber Daya Manusia , Memperluas Jaringan Pemasaran , Meningkatkan Daya Saing di Pasar Global , Meningkatkan Nilai Tambah Produk Ekspor

05 Juni 2009

Dunia Usaha Butuh Stabilitas Nilai Tukar


Naik turunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan menimbulkan permasalahan bagi dunia usaha dibidang usahanya masing-masing. Jika rupiah melemah yang diuntungkan adalah eksportir, sebaliknya nilai tukar rupiah menguat tentu importer yang tidak diuntungkan.
Permasalahan tersebut akan menyangkut usaha perdagangan di dalam negeri. Selama ini terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, yang sampai tulisan ini diturunkan masih berkisar diatas Rp10.000 per dollar AS.
Untuk menjadikan standard keseimbangan nilai tukar yang harmonis, maka dunia usaha meminta kepada pemerintah ada upaya menstabilkan nilai tukar rupiah.
Dunia usaha membutuhkan jaminan pemerintah untuk mampu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah situasi politik yang memanas.
“Penguatan rupiah ok, tapi yang penting buat pengusaha sebenarnya stabilitas nilai tukar rupiah, itu saja,” kata Sekertaris Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ernovian G Ismy.
Menurut dia, fluktuasi berupa penurunan atau peningkatan nilai tukar rupiah dikisaran Rp100 hingga Rp300 per dolar AS saja akan menyusahkan pengusaha tekstil dan produk tekstil (TPT).
Penguatan nilai tukar rupiah secara drastis dalam waktu singkat, ujar dia, akan menjadi masalah bagi industri tekstil di tanah air, pasalnya produsen tekstil masih mengandalkan bahan baku impor.
“Kita kan masih impor kapas, kalau tekstil itu dijual lagi ke luar negeri mungkin nggak masalah. Namun kalau untuk lokal dan pakai rupiah ya bisa jadi masalah,” ujar dia.
Penguatan nilai tukar rupiah juga membuat pembeli cenderung memilih untuk menunggu. Dampaknya, tekstil akan menumpuk di gudang, hal terburuk produksi dapat dikurangi.
Penetapan kurs tengah dapat dijadikan solusi apabila nilai tukar terlalu fluktuatif. Cara lain yang memang belum populer di Indonesia adalah dengan asuransi.
Meskipun para pengamat ekonomi mengatakan nilai tukar rupiah akan terus menguat bahkan mencapai level Rp8.000 per dolar AS, namun pada perdagangan pek an lalu rupiah turun 10 poin.
Menurut analis keuangan PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, melemahnya rupiah akibat tingginya permintaan dolar AS dari perusahaan negara untuk pembayaran utang.
Rupiah sempat diperdagangkan dengan kurs Rp10.890/Rp11.900 per dolar AS.
Menurut Nova, rupiah yang terus melemah akibat memanasnya suhu politik dalam negeri.
Namun, ia mengatakan, rupiah masih memiliki kesempatan untuk menguat karena dolar AS saat ini sedang melemah oleh Euro.
Sebelumnya ekonom dari Indef, Aviliani pun mengatakan, bahwa pengusaha sangat membutuhkan stabilitas nilai tukar untuk tetap berusaha.
Langkah cepat untuk menstabilkan nilai tukar sekarang ini, menurut Aviliani, pemerintah harus segera memberlakukan wajib L/C, sehingga pemerintah dapat dengan mudah mengontrol transaksi mata uang asing.
Industri Terpukul
Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi memukul kelangsungan industri padat karya berorientasi ekspor yaitu tekstil dan sepatu.
“Ada sebagian sektor yang dirugikan dengan semakin menguatnya nilai tukar rupiah yaitu industri orientasi ekspor seperti tekstil dan sepatu,” kata Direktur Indef, Ikhsan Modjo.
Ia mengatakan, produk padat karya buatan Indonesia itu terpaksa harus dijual lebih mahal sehingga akan kurang kompetitif dibandingkan produk serupa negara pesaing.
Menurut pengamat ekonomi itu, memang itulah imbas negatif di balik penguatan nilai tukar rupiah yang menggairahkan iklim investasi di tanah air.
“Penguatan nilai tukar rupiah ini positif dan cukup baik untuk menggerakkan roda perekonomian Indonesia tetapi memang ada sektor-sektor yang dirugikan,” katanya. Padahal, sejumlah sektor lain yang tidak berorientasi ekspor termasuk usaha di level mikro dan kecil memiliki kesempatan yang baik untuk semakin berkembang.
Intinya, kondisi tersebut menjadi peluang tersendiri bagi pelaku usaha yang bergerak di sektor riil di tanah air. “Ini sangat bagus karena impor barang modal lebih murah sehingga investasi bisa bergairah,” katanya.
Kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk semakin mengoptimalkan penggalian potensi yang ada pada sektor-sektor domestik Indonesia, demikian Ikhsan Modjo. (*)

Redaksi

1 komentar:


  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus