Mengenai Saya

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Timur didirikan pada tanggal 21 Pebruari 1961 dengan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 167/SK/XI/66. Tujuan Kami, Mengembangkan Perdagangan Internasional (Ekspor) , Menggiatkan Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) dan Industri, Optimalisasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia , Meningkatkan Pendapatan Devisa Ekspor Non Migas. Visi dan Misi Kami, Meningkatkan Sumber Daya Manusia , Memperluas Jaringan Pemasaran , Meningkatkan Daya Saing di Pasar Global , Meningkatkan Nilai Tambah Produk Ekspor

05 Juni 2009

Tuduhan Transhipment

Sejak tahun lalu ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat sempat terganggu dengan adanya larangan ekspor udang terkait dengan dugaan transhipment udang dari Cina. Meski begitu ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat masih menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Meski ada beberapa kejadian terkait masalah udang yang seharusnya bisa mengurangi nilai ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat, tetapi ekspor Indonesia tidak terpengaruh oleh hal itu. AS tergolong pasar terbesar bagi udang Indonesia, volume ekspor udang ke AS tahun 2003 sebanyak 21.663 ton. Kemudian naik drastis mencapai 46.966 ton atau senilai 300 juta dollar AS di tahun 2004 dan tahun 2005 meningkat lagi menjadi 57.264 ton dengan nilai 399,39 juta dollar AS.
Volume ekspor udang Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan. Sementara Thailand ekspornya malah menurun sebesar 9 persen dan Vietnam turun 29 persen.
Hingga saat ini Amerika Serikat dan Uni Eropa masih melakukan penyelidikan terhadap tujuh eksportir udang yang dicurigai melakukan transhipment,”Amerika juga meragukan formulir ekspor DS2031 yang menunjukkan proses penangkapan menggunakan TEDB (Turtle Excluding Device/alat pemindai kura-kura),”tukasnya.
Mengenai tuduhan adanya transhipment udang dari Cina tersebut, pemerintah dan seluruh stakeholder sepakat melakukan tindakan tegas terhadap semua pihak yang terlibat dalam proses itu, termasuk jika melibatkan aparat pemerintah. Kesalahan dari unsur pemerintah, berkaitan dengan penyalahgunaan pengeluaran Surat Keterangan Asal (SKA) maupun dokumen terkait ekspor udang tersebut.
Sementara bagi eksportir, tindakan yang akan diambil pemerintah akan disesuaikan dengan kadar pelanggarannya. Kalau pelanggarannya karena ketidaktahuan peraturan, maka akan diberi peringatan, diberi penjelasan dan dipantau kegiatannya. “Tapi jika pelanggaran dilakukan secara sengaja, maka akan dikenakan sanksi yang lebih berat,”.
Menurutnya, jenis sanksi dan perusahaan yang akan diberi sanksi masih akan dievaluasi karena pemerintah masih menunggu hasil investigasi yang dilakukan pihak Amerika Serikat dan Uni Eropa (UE). Hingga saat ini Amerika Serikat belum pernah mengeluarkan pernyataan embargo terhadap udang dari Indonesia. Bahkan tim dari pemerintah telah melakukan pembahasan di AS dua pekan lalu.
Selain itu, Mendag dan kalangan pengusaha juga akan ke AS pekan depan untuk membahas secara baik masalah-masalah perdagangan kedua negara untuk mencegah kasus seperti itu terulang lagi. “Rencana kita adalah memperbaiki sistim pelacakan asal udang tersebut dan meningkatkan sosialisasi kepada seluruh stake holder mengenai peraturan di AS dan UE,”.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Fredy Numberi mengatakan, bahwa dalam kasus transhipment udang dari Cina itu, ditengarai melibatkan aparat pemerintah. Sanksi untuk pejabat yang terlibRata Penuhat transhipment tersebut, menurut aturan dapat diturunkan jabatannya atau tidak naik pangkat selama satu periode.
Sementara, sanksi untuk pengusaha pelaku transhipment akan diberikan secara hati-hati karena industri udang melibatkan sekitar 15 juta tenaga kerja. “Mengenai cabut ijin akan ada pertimbangan, dan kita tidak bisa bilang dia sama sekali tidak boleh ekspor ke negara lain,”jelas Fredy. (*)

Redaksi

1 komentar:


  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus