Mengenai Saya

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Timur didirikan pada tanggal 21 Pebruari 1961 dengan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 167/SK/XI/66. Tujuan Kami, Mengembangkan Perdagangan Internasional (Ekspor) , Menggiatkan Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) dan Industri, Optimalisasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia , Meningkatkan Pendapatan Devisa Ekspor Non Migas. Visi dan Misi Kami, Meningkatkan Sumber Daya Manusia , Memperluas Jaringan Pemasaran , Meningkatkan Daya Saing di Pasar Global , Meningkatkan Nilai Tambah Produk Ekspor

09 Juli 2009

Tingkatkan Ekspor Mebel Ke Jepang


Krisis ekonomi global tidak menyurutkan Indonesia untuk menggenjot ekspor mebel ke pasar internasional, khususnya Jepang, dengan mengikuti pameran furniture internasional “Interior Lifestyle” yang berlangsung di Tokyo pada 3-5 Juni 2009.
Menurut Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Tokyo Tulus Budhianto di Tokyo, Senin, keikutsertaan perusahaan-perusahaan Indonesia dalam salah satu ajang ekspo terbesar di Asia adalah untuk membangkitkan kembali minat Jepang terhadap produk mebel Indonesia, sekaligus melihat perkembangan trend pasar furniture internasional.
“Di pasaran Jepang dan internasional, tuntutan kualitas sudah bisa kita penuhi. Namun yang terpenting adalah meneguhkan jaminan untuk mempertahankan kontinuitas pasokan produk Indonesia dimata para importir Jepang dan negara-negara lainnya,” kata Tulus.
Tulus mengatakan, kehadiran perusahaan Indonesia bisa menjadi semacam bukti kepada Jepang dan juga puluhan importir manca negara lainnya akan keandalan produk mebel Indonesia. Selera pasar Jepang dan negara lainnya juga bisa diketahui jika Indonesia bisa terus terlihat dalam pameran-pameran internasional.
“Itu sebabnya kita tetap perlu mengikuti berbagai pameran Internasional meski di tengah situasi krisis ekonomi global. Artinya kita menciptakan prospek sehingga nanti saat pasar sudah kembali pulih, maka Indonesia bisa meraih keuntungan dari pasar yang sudah tumbuh tersebut,” katanya.
Interior Lifestyle merupakan salah satu pameran interior tahunan terbesar di Asia yang di gelar di ibukota Jepang sejak 1990. Pada 2008, pameran yang bisa disetarakan dengan “Internationale Frankfuter Herbsmesse”, salah satu ajang ekspo furniture besar di Eropa, melibatkan sebanyak 652 peserta dan di kunjungi lebih dari 30.000 orang yang berasal dari berbagai negara.
Peserta rutin biasanya datang dari Australia, Inggris, Denmark, Italia, Korea Selatan, India, Taiwan, Arab Saudi dan juga tidak ketinggalan negara-negara anggota ASEAN. Dalam pameran kali ini, KBRI Tokyo menyertakan sedikitnya tiga perusahaan dari Indonesia yaitu PT. Joshua Cahaya Sentosa, PT. Palem Craft Jogja dan PT. Wirasindo Santakarya.

Diminati
Bagi publik Jepang sendiri, kualitas mebel Indonesia cukup diminati, apalagi produk dari Indonesia dinilai memiliki disain yang unik. Hal itu terlihat dari terus meningkatnya nilai ekspor ke Negeri Sakura sejak 2006.
Sejak tiga tahun lalu, ekspor mebel ke Jepang berturut-turut tercatat sebesar 24,1 miliar dolar AS (2006), naik menjadi 26,4 miliar dolar, kemudian menjadi 32,5 miliar dolar pada 2008. Tahun 2009, saat berlangsungnya krisis, ekspor Indonesia hingga April tercatat sebesar 6,4 miliar dolar.
Pertumbuhan ekspor mebel di dalam negeri sendiri tetap tumbuh, yakni sekitar delapan persen selama 2008, walau telah terjadi kenaikan biaya produksi yang cukup besar. Ekspor ke Jepang sendiri diperkirakan akan mengalami penurunan selama 2009.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahjono, pemerintah memang dituntut melakukan strategi promosi yang lebih kreatif agar dapat memperluas pasar ekspor tersebut, misalnya dengan mengikuti pameran-pameran besar. (*)

Redaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar