Mengenai Saya

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Timur didirikan pada tanggal 21 Pebruari 1961 dengan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 167/SK/XI/66. Tujuan Kami, Mengembangkan Perdagangan Internasional (Ekspor) , Menggiatkan Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) dan Industri, Optimalisasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia , Meningkatkan Pendapatan Devisa Ekspor Non Migas. Visi dan Misi Kami, Meningkatkan Sumber Daya Manusia , Memperluas Jaringan Pemasaran , Meningkatkan Daya Saing di Pasar Global , Meningkatkan Nilai Tambah Produk Ekspor

18 Maret 2009

Ekspor Karet Indonesia Turun



Pengurangan volume ekspor karet telah melebihi angka yang ditetapkan oleh International Tripartite Rubber Council (ITRC), sehingga kinerja ekspor tidak berjalan optimal.
Direktur Ekspor Komoditas Hasil Pertanian dan Kehutanan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan Yamanah A.C mengatakan, efektivitas pelaksanaan pengurangan volume ekspor karet (Agree Export Tonage Scheme/AETS) belum optimal.
“Masih nunggu SK Menteri Perdagangan tentang pengurangan volume ekspor karet tahun ini. Jadi, belum melibatkan Bea dan Cukai,” ujarnya.
Peraturan itu akan mengatur mekanisme pengurangan volume ekspor karet tahun ini menyusul pengurangan oleh International Tripartite Rubber Council (ITRC) selama tahun ini sebesar 915.000 ton.
Total pengurangan sebesar 915.000 ton terdiri dari 700.000 ton melalui skema kesepakatan ketiga negara (AETS), sedangkan 215.000 ton dampak dari peremajaan pohon karet dengan penebangan karet yang dinilai telah tua dan tidak produktif lagi.
Indonesia mendapatkan alokasi pengurangan volume ekspor sebanyak 116.000 ton pada kuartal I/2009.
Pada kuartal I/2009, Indonesia memangkas volume ekspor sebanyak 116.000 ton. Pada Januari dipangkas sebanyak 45 persen atau sebesar 52.200 ton, selama Februari 35 persen atau sebesar 40.600 ton dan selama Maret 25 persen atau sebanyak 29.000 ton.
Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) yang ditunjuk sebagai National Tripartite Rubber Council (NTRC) oleh pemerintah bertugas untuk mengatur alokasi volume ekspor anggotanya.
Gapkindo memberikan alokasi ekspor kepada setiap perusahaan atau eksportir berdasarkan realisasi ekspor selama 2008. Pengurangan ekspor dilakukan setiap bulan dan jika realisasi ekspor suatu perusahaan dalam sebulan lebih rendah, mekanismenya diatur Depdag.
“Bukan kuota, melainkan alokasi ekspor. Misalkan realisasi suatu perusahaan lebih rendah dari jatah yang diberikan, maka ada mekanismenya. Saya tidak dapat menyebutkan mekanisme itu,” ujar Direktur Eksekutif Gapkindo Suharto Honggokusumo.
Dia mengatakan selama Januari 2009, Indonesia telah mengurangi volume ekspor karet lebih dari 52.200 ton.
Menurut Suharto, rendahnya realisasi volume ekspor akan mendongkrak harga karet di pasar internasional. “Kalau yang realisasinya rendah ya bagus untuk mendongkrak harga.”

Redaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar