Mengenai Saya

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Timur didirikan pada tanggal 21 Pebruari 1961 dengan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 167/SK/XI/66. Tujuan Kami, Mengembangkan Perdagangan Internasional (Ekspor) , Menggiatkan Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) dan Industri, Optimalisasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia , Meningkatkan Pendapatan Devisa Ekspor Non Migas. Visi dan Misi Kami, Meningkatkan Sumber Daya Manusia , Memperluas Jaringan Pemasaran , Meningkatkan Daya Saing di Pasar Global , Meningkatkan Nilai Tambah Produk Ekspor

10 Februari 2009

Waspadai " Gempa" Ekonomi Susulan


Ada pernyataan menarik Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono, bahwa Indonesia perlu mewaspadai terjadinya gempa ekonomi susulan. Meskipun gempa ekonomi terbesar telah terjadi, tetapi gempa susulan akan terus terjadi dan tidak terdeteksi.
apalagi pusat gempa itu terjadi dari “mbahnya” ekonomi atau Amerika. Satu-satunya jalan yang bisa dilakukan adalah memperkuat rumah perekonomian kita,” kata Boediono.
Tetapi, Boediono menolak jika pertumbuhan perekonomian di Indonesia saat ini dinilai yang paling buruk. Meskipun belum optimal, tetapi pertumbuhan ekonomi dinilai masih lumayan. Perekonomian Indonesia jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi 11 tahun yang lalu saat terjadi krisis ekonomi yang mengakibatkan penurunan perekonomian hingga 14 persen.
“Tetapi, gempa saat ini jaih lebih kuat karena ini bukan gempa lokal dan ini terjadi di seluruh dunia,” katanya lagi.
Lebih lanjut Boediono mengatakan, permasalahan utama yang terjadi saat ini adalah tingkat inflasi yang masih kurang baik. Pihaknya memprediksi tingkat inflasi Indonesia tahun 2009 mendatang sebesar 5 persen. Tetapi, hal ini tetap tergantung pada krisis global yang saat ini masih terus terjadi. Begitu pula dengan pertumbuhan ekonomi, menurut dia akan meningkat antara 4 hingga 5 persen pada tahun 2009 ini.
“Tetapi, dengan catatan situasi perekonomia dunia terkendali, jangan sampai ada lagi goncangan global seperti kemarin,” ujarnya.
Selain masalah inflasi, masalah lain yang harus dihadapi adalah utang luar negeri. Meskipun utang luar negeri saat ini terus menurun. Tetapi jika tidak dikendalikan hal ini akan memengaruhi ruang gerak dalam mengambil keputusan. Sementara itu, terkait pelaksanaan pemilu mendatang, Boediono mengatakan hal ini akan mempengaruhi tingkat peredaran uang di masyarakat.
Seperti pada pengalaman tahun 2004 yang lalu, peredaran uang di masyarakat meningkat saat pemilu. Tetapi, diperkirakan peredaran uang pada seputar Pemilu 2009 tidak setinggi tahun 2004. Ini karena masih terpengaruh oleh krisis global dan pembiayaan di masyarakat yang juga naik.

Inflasi
Pelaksana Tugas Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati memperkirakan tingkat inflasi pada tahun ini akan berkisar pada angka 5 persen-6 persen.
“Untuk inflasi tahun ini Insya Allah [tercapai]. Saya berharapnya antara 5% hingga 6 persen”, ujarnya.
Selain itu, Sri Mulyani masih meyakini akan kemungkinan terjadinya deflasi pada bulan ini akibat penurunan harga BBM. Terkait dengan harga jual BBM, menteri keuangan juga mengungkapkan kalau dilihat dari struktur biayanya masih memungkinkan terjadi lanjutan penurunan harga.
Badan Pusat Statistik sebelumnya memperkirakan angka deflasi pada bulan ini bisa lebih dari 0,04 persen sebagaimana yang terjadi pada bulan sebelumnya.

Stimulus Sektor Riil
Sementara, Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN) MS Hidayat mengatakan, pemerintah tak bisa menunda-nunda pemberian stimulus untuk sektor riil.
“Bagi pemerintah, program stimulasi sektor riil sudah tak bisa di tunda-tunda lagi,” katanya.
Tetapi lanjutnya, stimulus ini juga harus meningkatkan fungsi koordinasi dengan seluruh pemerintah daerah dalam mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat, termasuk di dalamnya pemberdayaan sektor-sektor ekonomi.
Menurutnya, pemberdayaan sektor-sektor ekonomi merupakan adalah stimulasi ekonomi melalui jalur non fiskal. “Hal ini akan sangat bermanfaat dalam menggarirahkan aktivitas perekonomian nasional,” ujarnya.
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya melindungi masyarakat dari kemiskinan dan pengangguran. Ia mengatakan, dalam masa sekarang dimana dampak krisis keuangan global semakin terasa setidaknya ada tiga jalur yang harus diwaspadai.
Pertama guncangan melalui jaur pasar modal yang saat ini telah terasa. Kedua jalur perbankan, yang ketiga jalur ekspor yang saat ini telah mulai mengalami penurunan.
Menurutnya, guncangan di pasar modal telah membuat kepanikan pelaku pasar modal. Selain itu juga mengakibatkan tekanan niali tukar rupiah terhadap dolar karena banyaknya investor di pasar modal yang keluar menarik dananya dari Indonesia.
Di Jalur perbankan, guncangan dapat terjadi terutama akibat masalah psikologi karena kepanikan nasabah akibat kepanikan nasabah. Di jalur ekspor telah terpengaruh seiring dengan pelemahan ekonomi global dan pelemahan permintaan.
Akibat guncangan di ekspor berpengaruh langsung terhadap sektor riil yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi para karyawan.

Insentif
Pemerintah optimistis tambahan stimulus infrastruktur sebesar Rp10,2 triliun akan mampu menarik investasi swasta di sektor tersebut hingga Rp90 triliun.
Deputi Menko Perekonomian Bidang Perdagangan dan Perindustrian Edy Putra Irawady mengatakan tambahan dana untuk pembangunan infrastruktur diyakini mampu merangsang pemodal asing untuk menanamkan modal di Tanah Air, terutama di bidang infrastruktur.
“Angkanya [tambahan investasi] 4-5 kali lipat, itu gain moderat. Kalau optimistis bisa sembilan kali lipat dari stimulus infrastruktur sebesar Rp10 triliun,” jelasnya.
Menurut Edy, penanaman modal dalam negeri (PMDN) akan meningkat jika penanaman modal asing (PMA) banyak berinvestasi di sektor infrastruktur dan energi sehingga sektor jasa juga akan meningkat.
Pemerintah baru-baru ini menyebutkan prioritas pembangunan 13 jenis proyek infrastruktur untuk menyerap 3 juta tenaga kerja dalam paket stimulus tahap kedua pada tahun ini.
Bambang Susantono, Deputi Menko Perekonomian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, mengatakan pemerintah telah menetapkan 13 jenis proyek infrastruktur 2009.
Ke-13 sektor tersebut akan dibangun di empat lokasi utama, yakni di sentra produksi dan distribusi, sistem/jaringan infrastruktur, kantong kemiskinan dan daerah tertinggal, serta di lokasi bencana alam. (Bisnis, 27 Januari)
“Dengan 13 jenis proyek ini bisa 1,5 juta pekerja terserap langsung. Ini baru untuk tahap konstruksi. Bisa sampai 3 juta orang kalau menghitung di luar tahap konstruksi,” jelasnya tidak memerinci nama-nama 13 proyek yang dimaksud.
Bambang menuturkan alokasi anggaran terbesar dipastikan untuk membangun enam proyek infrastruktur di lokasi sistem/jaringan infrastruktur. Porsinya, diperkirakan lebih dari 50% tambahan anggaran yang akan didapat dari paket stimulus tahap kedua. Proses pembangunan sistem jaringan infrastruktur tersebut akan dibangun merata di seluruh wilayah Indonesia “Dana infrastruktur terbesar ada di PU, Dephub, dan ESDM.”
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan belanja infrastruktur 2009 akan ditambah 0,02% dari PDB atau senilai Rp10,2 triliun. Dalam rangka penciptaan lapangan kerja, pemerintah akan memperluas anggaran program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri sebesar 0,01% dari PDB atau senilai Rp600 miliar.
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) M. Lutfi mengungkapkan penetapan tema infrastruktur diutamakan pada tahun ini karena kemampuannya memastikan terealisasinya seluruh kegiatan investasi.
Beberapa infrastruktur yang mendesak untuk dibangun adalah pelabuhan, pembangkit listrik, infrastruktur air bersih, dan jalan umum.
Sementara itu, sektor pangan ditetapkan sebagai tema strategis karena terkait dengan kondisi geografis dan potensi alam yang menjadi keunggulan.
Selain itu, sektor ini juga dinilai penting karena berkaitan dengan ketahanan nasional. “Yang menjadi fokus roadmap investasi adalah padi, jagung, kedelai, tebu, CPO, dan kakao.”
Untuk tema energi, lanjut Lutfi, ditetapkan karena terkait dengan fungsinya sebagai penggerak roda ekonomi serta dalam rangka penyediaan energi bagi masyarakat.
Data International Energy Agencies pada Juni 2008 menyebutkan cadangan minyak bumi Indonesia hanya mampu memenuhi sekitar 12,4 tahun. Namun, Indonesia punya cadangan batu bara dan gas alam yang mampu memenuhi kebutuhan masing-masing untuk 147 tahun dan 60 tahun sebagai sumber energi lain. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar