Mengenai Saya

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Timur didirikan pada tanggal 21 Pebruari 1961 dengan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 167/SK/XI/66. Tujuan Kami, Mengembangkan Perdagangan Internasional (Ekspor) , Menggiatkan Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) dan Industri, Optimalisasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia , Meningkatkan Pendapatan Devisa Ekspor Non Migas. Visi dan Misi Kami, Meningkatkan Sumber Daya Manusia , Memperluas Jaringan Pemasaran , Meningkatkan Daya Saing di Pasar Global , Meningkatkan Nilai Tambah Produk Ekspor

23 Desember 2009

Sektor Manufaktur Dominasi Data Eksportir, 2010 LPEI Targetkan Pembiayaan Rp. 18 Triliun

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menargetkan kucuran fasilitas pembiayaan ekspor impor sebesar Rp 18 triliun pada 2010. Angka itu naik tajam dibandingkan prognosa pembiayaan hingga akhir tahun ini yang diperkirakan mencapai Rp 11 triliun.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menuturkan, Dewan Direktur LPEI telah menyampaikan Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) 2010 dan Rencana Jangka Panjang (RJP) 2010-2014 kepada Menteri Keuangan.
“RKAT 2010 dan RJP 2010-2014 akan dibahas lebih lanjut pada Pra-RUPS dan RUPS pada Desember 2009,” kata Mari.
Dalam RJP 2010-2014 tersebut ditargetkan, hingga akhir 2014 akan dikucurkan fasilitas pembiayaan ekspor impor sebesar Rp 36 triliun. LPEI telah diresmikan operasionalnya oleh Menteri Keuangan RI pada tanggal 1 September 2009.
Selain itu, dalam RKAT 2010 dan RJP 2010-2014 juga disebutkan prognosa total aset pada akhir 2009 mencapai Rp 12,7 triliun. Ditargetkan akan meningkat menjadi Rp 20 triliun pada akhir 2010 dan Rp 41 triliun pada akhir 2014.
Mari menuturkan, dalam memperkuat kinerja ekspor nasional, LPEI membagi outcome yang akan dicapai dalam tiga periode, yakni quick wins (2010-2011), short term gains (2012-2013), dan medium term gains (2013-2014). Pada April 2010, LPEI akan menerbitkan daftar 1.000 eksportir utama Indonesia sebagai bagian dari daftar 5.000 eksportir.
Indonesia Eximbank tengah menggarap direktori data sejumlah ekportir Indonesia yang akan diperkenalkan kepada investor luar negeri. Tahap awal mereka menargetkan dapat menyelesaikan 5 ribu data ekportir, sampai April 2010, dan diharapkan akan mendongkrak pertumbuhan ekspor di tahun mendatang.
Indonesia Eximbank bersama Dun & Bradstreet tengah bekerja sama dalam pembuatan Direktori Indonesia Reliable Exporter dan Business Optimism Index (BOI) untuk periode triwulan IV-2009.
“Kerja sama ini berupa pemberian rirektori data sejumlah 5 ribu eksportir kunci Indonesia. Pemberian oleh D&B Indonesia dilakukan dalam 2 tahapan sekaligus kepada Indonesia Eximbank,” ujar Mahendra.
Ditambahkan Mahendra, kerjasama strategis dengan lembaga dunia sangat penting. Ekonomi Indonesia terbukti kuat disaat krisis dunia berlangsung, dan untuk mempertahankan posisi ini, salah satu cara adalah dengan mempromosikan para eksportir Indonesia.
“Kami merasa perlunya data dunia usaha, yang bertujuan mendukung Pemerintah di bidang pengembangan ekspor dengan mempromosikan eksportir ke pasar internasional,” jelasnya.
Pemutakhiran data-data eksportir Indonesia, lanjut Mahendra, sedang dilakukan dan ditargetkan akan selesai pada April 2010. Sampai saat ini sudah didapatkan seribu data eksportir yang dianggap berkualitas, dan siap didistribusikan kepada seluruh Stakeholder.
“Sampai hari ini, sudah kita selesaikan seribu data dan akan disampaikan kepada stake holder yang berminat, dan tidak ada fee,” paparnya.
Publikasi mengenai indikator penting untuk menyediakan data yang terukur tentang iklim dunia usaha dan investasi bagi perusahaan dan investor potensial. Ia menjelaskan, ada banyak esportir Indonesia yang sangat berkualitas, namun disisi lain masih sangat sedikit investor yang tahu.
“Untuk itu pentingnya kerja sama ini. Tidak hanya menghasilkan data yang akurat, tapi juga menghubungkan antar mereka. Itu alasannya, agar jadi well conected dan well integrated,” ujarnya.

Sektor Manufaktur
Lebih lanjut, Mahendra mengatakan, sekitar 70 persen eksportir yang tercatat dalam database Indonesia Eximbank (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI) didominasi oleh industri dari sektor manufaktur.
Data ekportir yang dikumpulkan memang didominasi oleh pelaku industri manufaktur. Industri ini dinilai baik, karena barang yang menjadi perdagangan lintas negara, telah mendapat nilai tambah dan diproses di Indonesia.
“Manufaktur disini termasuk, industri pengolahan barang-barang komoditas, seperti kakao dan lain-lain,” kata Mahendra.
Indonesia Eximbank mentargetkan, dapat mengumpulkan 5 ribu data pelaku ekspor sampai April tahun depan. Selama ini, sebagian data pelaku industri disumbang mitra Indonesia Eximbank, seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan D&B Indonesia.
“Tentu angka ini (1 ribu data) masih jauh dari ideal, dari seluruh industri yang ada, termasuk komoditas unggulan kita,”jelasnya.
Tidak ada target khusus, sektor mana yang akan masuk dalam database Indonesia Eximbank, setelah 5 ribu data ini terkumpul. “Ya kita berharap dari sektor manapun, selama ekportir tersebut berkualitas akan kita masukkan. Tidak ada target per kategori,”terang Mahendra.
Lanjut Mahendra, Indonesia Eximbank tidak semata-mata bekerja dengan pertimbangan nilai investasi. Tujuan utama adalah meningkatkan ekspor Indonesia.
“Jika nanti data ini dipakai oleh lembaga keuangan lain, bank, dan mereka tertarik melakukan pembiayaan modal mereka, ya silahkan saja,” jelasnya.
“Kita juga menyediakan pembiayaan finanshing, seperti L/C, Cash Finanshing, penjaminan, asuransi, ataupun modal kerja,” paparnya.
Namun saat ditanya berapa persen peningkatan ekspor di tahun 2010, dengan penambahan database eksportir, dia tidak berkomentar banyak.
“Ya kita tunggu ibu Menteri (Perdagangan) yang bicara. Yang jelas kita hanya berharap akan lebih banyak dan pertumbuhan secara umum dapat recovery lebih cepat,” imbuhnya.

Eksportir Baru
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Exim Bank berkomitmen untuk memunculkan eksportir-eksportir baru di Indonesia untuk menggalakkan nilai ekspor Indonesia lebih tinggi.
Direktur LPEI Hadiyanto mengatakan LPEI akan menjangkau daerah-daerah yang mempunyai potensi ekspor untuk menciptakan banyak eksportir baru. “Memang diupayakan untuk menciptakan eksportir baru, ini tentu saja harus agresif ke wilayah daerah termasuk kerjasama dengan Departemen Perdagangan,” jelasnya.
Menurut Hadiyanto, salah satu misi LPEI adalah menciptakan eksportir baru. Tentunya, ini memerlukan keagresifan untuk mencari ekportir potensial di daerah-daerah.
Mengenai hasil rekomendasi National Summit 2009 tentang optimalisasi dan pemanfaatan LPEI sebagai lembaga pembiayaan ekspor, Hadiyanto menyatakan LPEI akan memberikan pembiayaan ekspor, asuransi, penjaminan.
Bahkan peran serta LPEI bagi perusahaan-perusahaan UMKM untuk bisa meningkatkan ekspornya termasuk mencari market baru di luar market tradisional, seperti Eropa, Jepang,dan Amerika.
“Lembaga itu kan dibentuk salah satunya untuk peningkatan ekspor. Oleh karena itu, dia bisa memberikan pembiayaan ekspor, asuransi, penjaminan dan bahkan capacity building bagi perusahaan-perusahaan UMKM,” ujar Hadi.

Ekspor Nontradisional
Pada kesempatan lain, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menargetkan ekspor pasar nontradisional sebesar 3-4 persen menjadi 5-7 persen setelah Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) beroperasi.
Menurut dia, adanya LPEI untuk mengurangi risiko dan memberi pembiayaan untuk menembus pasar ekspor baru. Target pasar baru seperti Timur Tengah, Rusia, Kazakstan, Usbekistan
“Jadi ini target kami mungkin tahun depan meningkatkan diversifikasi di pasar nontradisional,” katanya.
Target pasar yang non tradisional penting dikembangkan, karena berdasarkan pengalaman yang lalu seperti perdagangan ke negara Libya, Afganistan, dan Irak yaitu negara yang tengah dalam tahap rekonstruksi, yang memerlukan pembiayaan.
“Lembaga seperti LPEI sangat diperlukan untuk kebutuhan financing,” katanya.

Redaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar