Mengenai Saya

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Timur didirikan pada tanggal 21 Pebruari 1961 dengan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 167/SK/XI/66. Tujuan Kami, Mengembangkan Perdagangan Internasional (Ekspor) , Menggiatkan Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) dan Industri, Optimalisasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia , Meningkatkan Pendapatan Devisa Ekspor Non Migas. Visi dan Misi Kami, Meningkatkan Sumber Daya Manusia , Memperluas Jaringan Pemasaran , Meningkatkan Daya Saing di Pasar Global , Meningkatkan Nilai Tambah Produk Ekspor

04 Januari 2009

Arus Bongkar Muat Petikemas di TPS Lesu


Menanggapi hal ini Humas PT. TPS Wara
Dijatmika menyatakan, bahwa dampak
krisis global tidak bisa dihindari, dan saat
ini telah dirasakan oleh semua pihak.
Wara – panggilan akrab menyatakan, bahwa berdasarkan informasi yang diperoleh dari para pelaku usaha yang selama ini menjadi pengguna jasa PT. TPS, menyatakan bahwa tahun 2009 akan menjadi tahun yang cukup sulit. Oleh karena itu kita harus bekerja lebih keras dan melakukan effisiensi.
Bagi PT. TPS yang baru saja menerima Anugerah Penghargaan Container Terminal of The Year, kondisi ini bukan berarti bahwa kinerja pelayanan akan menurun. Pelayanan akan tetap dilakukan sesuai dengan standard pelayanan yang telah ditetapkan, demikian paparnya. Ditambahkan bahwa saat ini PT. TPS sedang mempersiapkan pengembangan sistem komputer operasionalnya sehingga bisa melayani kegiatan bongkar muat dengan lebih baik, akurat dan efisien karena lebih mengedepankan paperless dan mengurangi proses tatap muka.
Pertumbuhan ekspor Indonesia tahun depan diperkirakan turun drastis menyusul terjadinya krisis finansial global yang berpengaruh dengan melemahnya permintaan produk di pasaran internasional.
Mendag Mari Elka Pangestu menyatakan, krisis keuangan akan mempengaruhi permintaan sejumlah produk di pasar internasional. Perkiraan target ekspor optimistik tahun depan akan turun drastis dibandingkan dengan 2008. Kita harus antisipasi itu, katanya.
Dia memperkirakan sejumlah produk yang akan mengalami penurunan volume dan nilai antara lain karet, serta produk pertambangan seperti nikel, aluminium, serta tembaga.
“Akibat adanya kelesuan di industri otomotif dunia maka permintaan terhadap produk pertambangan juga akan melemah dan itu juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekspor Indonesia,” ujarnya.
Adapun produk lain seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO) diperkirakan ekspornya masih akan tumbuh karena permintaan dari negara tujuan ekspor terbesar seperti India dan China masih besar terkait dengan jumlah penduduk yang juga besar.
Harga komoditas perkebunan seperti CPO masih menjadi andalan peningkatan nilai ekspor Indonesia, karena peningkatan harga komoditas di pasar dunia. Pada 2008, harga rata-rata CPO dunia mencapai sekitar 600-700 dolar AS per ton atau naik dibandingkan dengan 2007 yang rata-rata harganya mencapai 632 dolar AS per ton. Pada 2005, bahkan harga CPO rata-rata mencapai 520 dolar AS dolar per ton.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor berbagai komoditas unggulan Indonesia mulai menunjukkan penurunan seiring menurunnya permintaan dari negara tujuan dan anjloknya harga komoditas. Ekspor nonmigas selama Oktober sebesar 9 miliar dolar AS atau turun 8,10 persen dibandingkan dengan September, sedangkan jika dibandingkan dengan Oktober 2007 ekspor nonmigas naik 8,22 persen. Nilai ekspor kumulatif Januari-Oktober 2008 mencapai 118,43 miliar dolar AS. (*)

Redaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar