Mengenai Saya

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Timur didirikan pada tanggal 21 Pebruari 1961 dengan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 167/SK/XI/66. Tujuan Kami, Mengembangkan Perdagangan Internasional (Ekspor) , Menggiatkan Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) dan Industri, Optimalisasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia , Meningkatkan Pendapatan Devisa Ekspor Non Migas. Visi dan Misi Kami, Meningkatkan Sumber Daya Manusia , Memperluas Jaringan Pemasaran , Meningkatkan Daya Saing di Pasar Global , Meningkatkan Nilai Tambah Produk Ekspor

24 Januari 2009

Ekspor CPO Terus Tergelincir


Perlambatan ekonomi global berimbas pada turunnya harga komoditas dan konsumsi. Tak pelak, nilai ekspor pun terus merosot. Salah satu industri yang terimbas adalah sektor minyak kelapa sawit (CPO). Sejumlah kontrak mengalami pembatalan.
Ekspor Indonesia atas CPO dan produk turunannya pada kuartal empat 2008 diperkirakan akan merosot menjadi 2,66 juta ton, atau turun 31,1 persen dibandingkan kuartal empat 2007 yang mencapai 3.86 juta ton.
Ini disebabkan menurunnya daya beli serta kegagalan untuk membeli kembali komoditas itu,” demikian Eksekutif Direktur GIMNI (Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia) Sahat Sinaga, baru-baru ini.
Menurutnya, penurunan ini terjadi akibat beberapa buyer yang telah menandatangani kontrak pembelian pada Agustus-September telah membatalkan kontraknya sedikitnya 200 ribu ton untuk pengiriman kuartal keempat 2008.
Seperti diketahui, sebanyak 30 importir CPO asal India telah mengingkari kontrak pembelian CPO Indonesia sejak Agustus untuk menekan kerugian akibat anjloknya harga sejak pertengahan tahun ini.
Saat kontrak diteken, para importir dikenakan harga 700 dolar AS per ton, sekarang harga CPO anjlok di level 500 dolar AS. Adapun nilai kontrak yang tidak ditepati itu cukup besar, dengan rata-rata pesanan berada di atas 100 ribu ton. Selain itu, India juga ditengarai berencana menaikkan kembali Bea Masuk (BM) impornya karena harga CPO terus mengalami penurunan. Setiap tahun, Indonesia mengekspor 4 juta ton CPO ke India dan sekitar 1 juta ton ke China.
Selama ini, Indonesia menjadi eksportir CPO ke lebih dari 100 negara di seluruh dunia, terutama ditujukan ke Belanda, India, Jerman, Italia, Spanyol, dan China. Adapun Indonesia dan Malaysia memasok 85 persen CPO pasar dunia.
Ekspor 2007 tercatat sekitar 12,6 juta ton. Apabila dilihat dari negara tujuan ekspor CPO Indonesia selama 2007 maka tujuan terbesar adalah ke India senilai 1,81 miliar dolar AS, disusul Belanda 370 juta dolar AS, sementara ke China sebesar 158,25 juta dolar AS.
Sementara Ketua Harian Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Derom Bangun mengatakan, turunnya konsumsi CPO di negara tujuan ekspor menyebabkan terjadinya pembatalan kontrak oleh importir terutama dari China dan India.
Saat ini harga CPO berkisar 400 dolar AS sampai 600 per ton. Sebelumnya, harga CPO sempat mencapai 1.400 dolar AS per ton. Namun, kalau di rata-rata, tahun ini harga CPO masih 700 dolar AS, naik dibandingkan 2007 yang sebesar 630 dolar AS. Hanya saja di penghujung 2008 ini harga CPO mengalami penurunan drastis hingga di level 500 dolar AS.
Selain China dan India, pasar lain yang juga tengah melemah adalah Eropa dan Pakistan. Menurut Derom, sebelum krisis, rata-rata ekspor keempat negara tersebut setiap bulannya mencapai satu juta ton. “Namun sejak Agustus hanya mencapai 500 ribu ton saja,” tambahnya.
Derom pun memperkirakan target ekspor CPO 2008 sebesar 14 juta ton kemungkinan tidak tercapai karena lemahnya negara tujuan ekspor. “Kalau pun naik masih akan berada di bawah satu juta ton,” paparnya.

Redaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar