Mengenai Saya

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Timur didirikan pada tanggal 21 Pebruari 1961 dengan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 167/SK/XI/66. Tujuan Kami, Mengembangkan Perdagangan Internasional (Ekspor) , Menggiatkan Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) dan Industri, Optimalisasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia , Meningkatkan Pendapatan Devisa Ekspor Non Migas. Visi dan Misi Kami, Meningkatkan Sumber Daya Manusia , Memperluas Jaringan Pemasaran , Meningkatkan Daya Saing di Pasar Global , Meningkatkan Nilai Tambah Produk Ekspor

05 Januari 2009

Ultah BJTI ke 7 : " Krisis Tak Menyurutkan BJTI Tingkatkan Pelayanan "


Melalui upaya perbaikan kualitas layanan dan diharapkan kondisi perekonomian kedepan juga semakin membaik, arus barang petikemas dan curah di BJTI tahun ini bahkan diproyeksikan akan mengalami kenaikan, meski krisis telah menghantui perdagangan dunia.
PT BJTI adalah anak perusahaan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III yang mayoritas sebagai pemegang saham, kini telah genap berusia tujuh tahun.
Direktur Utama PT BJTI Rahmat Satria mengatakan, dunia yang ibaratnya masih anak-anak namun sudah menunjukkan perkembangan kinerjanya “berlari” kencang seiiring perkembangan permintaan pelayanan jasa angkutan barang di pelabuhan.
Dikatakan, bahwa selama kurun waktu 2008 ini, ada beberapa komoditi yang dihandling agak menurun. Terutama untuk curah kering. Hal tersebut terpantau penurunan untuk curah kering, sejak lebaran sampai sekarang. Curah kering itu berbentuk impor jagung, kedele dan pakan ternak (soya bean meal) dari Argentina dan Brazilia.
Komoditi impor tersebut, dimuat menggunakan kapal panamax. Sedangkan penurunan ini diprediksi bersifat sementara. Karena beberapa tempat di Indonesia sekarang panen jagung. Faktor lainnnya, ada kemungkinan pangapalannya sekarang dimuat dengan petikemas..Muatan tersebut, dibongkar bukan di BJTI saja, melainkan juga di TPS (Terminal Petikemas Surabaya). Indikasinya terlihat sejak triwulan I 2008.Dampak penurunan ini sekitar 20 persen untuk kontribusi pendapatan di BJTI.
Ditanya solusinya, agar pendapatan tetap bagus. Dia mengutarakan, bahwa memang “banyak jalan menuju Roma”, antara lain memacu agar kecepatan bongkar muat petikemas dapat ditingkatkan di lapangan. Terutama petikemas yang dimuat kapal-kapal pelayaran nusantara. Karena dia yakin, semakin cepat handling muatannya, semakin bagus kapal terus berangkat ke pelabuhan tujuan dan sebaliknya. “Ini termasuk dalam sasaran program 2008-2009,” jelasnya.
Kaitannya dengan kondisi musim penghujan, pengaruh atas bongkar SBM (Soya Bean Meal) , jagung maupun kedele juga terasa. Pasti ada kelambatan kerjanya. Meskipun semua alat sudah dipersiapkan.Karena pihak kapal, saat hujan mulai turun, palka langsung ditutup. Kalau hujan sampai satu jam atau lebih, ini juga delay kerja. Tetapi untuk handling petikemas saat hujan masih tetap kerja. Karena barang berada di tempat kedap air Jadi harus kerja full capacity.
Selain hal tersebut, handling curah cair juga diutamakan. Pokoknya, apa saja yang dapat dikerjakan dengan cepat terus ditingkatkan. Pembukaan lahan-lahan depo baru dan lainnya. “ Bahkan, kita akan mengirim petikemas Surabaya-Jakarta pp menggunakan gerbong kereta api. Sekali pemberangkatan sebanyak 20 box. Kami bekerjasama dengan Perum Kereta Api. Diharapkan dapat dimulai 2009,” tambahnya.
Ditanya apakah tidak lebih mahal tarifnya, karena double handling ? Rahmat Satria dengan nada tersenyum, mengatakan,” kami tidak mempersoalkan double handling atau lebih. Yang penting jatuhnya tariff lebih murah. Pasti pelaku bisnis akan memperhitungkan,” selanya.
Menyinggung soal fasilitas alat, dia mengemukakan, masih perlu satu HMC (Harbor Mobile Crane) satu unit lagi, diharapkan akhir 2009 sudah datang alatnya. Saat ini kelebihan RTG (Rubber Tyrred Gantry). Jumlahnya tujuh unit, tetapi yang terpakai lima unit. Dua unit sebagai cadangan saja.
Program ke depan, diperlukan pengembangan usaha. Memang ada perencanaan kantor pusat, bahwa lahan eks Rukindo untuk dibebaskan, Prosesnya sudah diajukan ke Menteri BUMN. Tetapi sampai sekarang belum turun. Rencana ke depan, bukan hanya menambah CY (Contaner Yard), Dilihat dari kacamatan BJTI, disitu perlu dibangun dermaga yang panjangnya 155 m. Kalau hanya untuk CY hasilnya sedikit. Tetapi untuk membangun dermaga sepanjang itu, dibutuhkan biaya sekitar Rp 75 miliar.
“Bagi kami tidak ada masalah, karena dapat ditambati kapal petikemas domestik.Dalam perhitungan setahun dapat menghandle 100.000 teus. Itu dapat menutup pembangunan dermaga, bahkan dalam empat tahun sudah BEP. Kalau disitu ada graving dock, paling banter setahun penghasilannya Rp 3,5 miliar.bila diusahakan, Masih tetap untuk membangun dermaga kapal petikemas domestik, Kami sanggup mengelolanya, bilamana lahan eks Rukindo sudah diserahkan, ujarnya serius,
Soal persaingan bisnis, dianggap wajar-wajar saja.Karena dia sebagai pedagang. Yang setiap hari berhadapan dengan pelanggan. Jadi, kebutuhan, harapan dan keluhan oleh pelanggan dapat dijadikan sebagai bisnis. Kita ini melayani mereka, dan hasilnya juga dari pelanggan. Itu salah satu konsep kerja, yakni berusaha menyenangkan pelanggan bukan memuaskan pelanggan. Karena rasa puas itu relatif adanya.

Redaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar